Sabtu, 12 Desember 2015

Bahaya salah penggunaan tisu toilet

BAHAYA SALAH PENGGUNAAN TISU GULUNG SERTA  KANDUNGAN BERBAHAYA DI DALAM TISU GULUNG

Kebiasaan yang sering di lakukan oleh orang-orang adalah menggunakan tisu gulung usai makan di warung-warung tenda atau di kedai-kedai makanan. Penggunaan tisu jenis ini memang sudah sangat familiar di Indonesia. Hampir semua tempat makan atau kedai makanan di Indonesia menyediakannya. Jarang sekali yang menyediakan tisu khusus untuk makan, sebagian besar menyediakan tisu gulung tisu yang biasa di gunakan orang-orang luar negeri untuk di toilet. Justru fenomena di Indonesia digunakan untuk mengelap mulut usai menyantap makanan. Bahkan bagi sebagian orang, tisu toilet tidak hanya digunakan setelah makan tapi juga untuk aktivitas lainnya seperti,  membersihkan keringat di muka atau mengelap benda berdebu. Padahal tahukah anda, menurut aturannya ada berbagai jenis tisu dan masing-masing tisu tersebut berbeda kegunaannya.

Contoh facial tissue untuk mengelap wajah, toilet tissue untuk pengganti air saat buang air besar maupun buang air kecil, napkin tissue untuk membersihkan mulut seusai makan dan multi purpose tissue untuk membersihkan segala hal. Jika memungkinkan sebaiknya anda membawa tisu sendiri untuk mengelap mulut saat makan di warung tenda atau di kedai makanan. Ternyata jika anda sembarangan memakai tisu, bisa berbahaya pada kesehatan tubuh. Berikut bahaya menggunakan tisu :
·        Meningkatkan resiko mengalami keracuanan, infeksi mata, paru-paru, darah dan sistem saraf pusat selain bahaya di atas, tisu toilet juga mengandung bakteri bacillus cereus yang jika digunakan untuk mengelap mulut usai makan bisa menyebabkan keracunan makanan, infeksi mata, paru-paru, darah dan sistem saraf pusat. Lebih berbahya lagi jika tisu gulung tersebut hasil dari proses daur ulang. Para peneliti di Laval University di Kanada menguji enam merek tisu toilet komersial. Para peneliti membagi-bagikan tisu tersebut di beberapa toilet umum. Kemudian para peneliti menemukan bakteri dalam semua tisu toilet tersebut. Tetapi tisu yang terbuat dari serat daur ulang adalah jenis tisu yang paling terkontaminasi bakteri. Dalam penelitian tersebut, konsentrasi bakteri di dalam kertas daur ulang adalah sekitar 100-1.000 kali lipat lebih tinggi.
·        Beresiko mengalami gangguan pencernaan, tisu gulung atau tisu toilet itu sifatnya mudah hancur jika terkena mulut atau air. Jika tidak hati-hati serpihan tisu secara tidak sengaja akan masuk ke mulut dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Jadi penggunaan tisu gulung atau tisu tolilet itu berbahaya dan tidak aman bagi kesehatan anda. Penggunaan tisu gulung tersebut akan lebih berbahaya bagi yang memiliki daya tahan tubuh lemah, karena akan lebih mudah terkontaminasi oleh bakteri yang ada di dalam tisu.
Selain itu, ancaman kesehatan yang justru tidak kita sadari berasal dari tisu gulung maupun jenis tisu lainnya. Kita kerap menggunakannya untuk mengambil atau membungkus makanan, misalnya gorengan, untuk menghindari tangan kotor atau menyerap minyak yang berlebihan pada makanan tersebut. Padahal, zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu, kata Sapto Nugroho Hadi, dari Departemen Biokimia IPB, dapat bermigrasi ke makanan.
Zat ini disebut pemutih klor yang memang di tambahkan dalam pembuatan kertas tisu agar terlihat lebih putih dan bersih. Zat ini bersifat karsinogenetik (pemicu kanker). Hal yang sama juga terjadi pada kertas yang lain misalnya, kertas koran atau majalah yang sering di pakai untuk membungkus makanan. Kertas-kertas ini mengandung timbal PB (bisa berpindah) kemakanan karena panas makanan. Penemuan bakteri bacilus cereus  pada dasarnya tidak akan membahayakan, namun jenis bakteri ini berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti, bayi dan juga orang lanjut usia. Meskipun sejumlah bakteri bacilus cereus tidak akan membahayakan orang sehat, peneliti mencatat mungkin lebih berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Beberapa waktu lalu beredar kabar bahwa sembarangan menggunakan tisu untuk mengelap alat kelamin setelah buang air (cebok) bisa memicu kanker ovarium. Kabar ini memang sekadar kabar burung. Meski begitu saat menggunakan tisu toilet, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan. Karena akan dipakai bersentuhan dengan anggota tubuh yang paling sensitif, maka disarankan menggunakan tisu toilet yang halus atau lembut. Tisu yang hendaknya dipakai adalah yang ter buat dari bahan serat kayu murni dan tidak mengandung pemutih atau pewarna. "Tisu bisa dibuat dari bahan-bahan hasil recycle kertas-kertas bekas, majalah, kertas koran atau terbuat dari bahan 100 persen serat kayu virgin.
Tisu yang di buat dari bahan recycle akan ditambahkan OBA/pemutih (OBA=optical brightening agent) supaya kelihatan putih dan tidak terlihat dari bahan-bahan kertas bekas," terang Director of Corporate Affairs and Communications Asia pulp and paper (AAP), Suhendra Wiriadinata. Hal itu disampaikan  dalam keterangan tertulis kepada detikHealth dan ditulis pada Senin (3/12/2012).
Karena itu dia menyarankan untuk tisu toilet yang akan digunakan untuk membersihkan organ sensitif sebaiknya menggunakan tisu yang terbuat dari 100 persen serat kayu murni, yang aman dan tidak ada kandungan logam berat.
Dia memaparkan jika bahan pemutih tidak digunakan, biasanya tisu dari kertas-kertas bekas akan diwarnai dengan warna kuning, merah, hijau, dan lainnya. Selain itu apabila diteliti dengan seksama, akan ditemukan titik-titik berwarna hitam di permukaan tisu.         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar