·
Tinjawan Dasar Salep
1. Vaselin
Vaselin merupakan dasar
salep hidrokarbo, terdiri dari vaselin kuning( vaselinum flavum ) dan vaselin
putih ( vaselinum album).
o
Vaselin album ( witte vaseline )
Vaselin
putih, vaselinum, vaseline adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari
minyak tanah gupal. Benda putih, hampir-hampir tak berbau, setengah hening,
seperti salap.
Pada
pemanasan dalam sebuah penangas air sampai 40° paselin album
boleh dan pada pemanasan dalam sebuah penangas air sampai 50°
paselin harus sudah meleleh menjadi zat cair yang berfluorensensi hening.
Kalau
sebuah tabung diisi dengan paselinbegitu rupa, hingga didalam paselin-nya
terjadi sebuah deronggang yang seperti kepundan dan selama 24 jam dipanasi pada
25°,
maka paselinnya tidak boleh meleleh sebagian, yang dapat dilihat dengan
terjadilah zat cair dalam bagian yang terdalam dari geronggang itu, bila dalam
lapisan tipis dilihat dibawah mikroskop, maka paselin tidak boleh menunjukkan
bagian-bagian hablur halus.
Kalau
Vaseline dipanasi dengan spiritus dalam jumlah yang sama hingga mendidih dan
bila dikocok. Maka zat cainya yang mengandung spiritus setelah didinginkan dan
diencerkan dengan air yang volumennya sama, harus bereaksi netral. Kalau
Vaseline dipanasi dengan jumlah yang sama dari sebuah campuran dari 1 bagian
air dan 4 bagian asam sulfat dalam sebuah penangas air selama 10 menit pada 60°
dengan berulang – ulang dikocok, maka kedua lapisannya tidak boleh berwarna.
Vaseline yang dipergunakan untuk obat dalam, harus juga seluruhnya tak berbau
dan juga tak berasa. (PH.V.399-340)
o
Vaselin putih ( vaselin album )
adalah
campuran hidrokarbon setengah padat yang telah diputihkan, diperoleh dari
minyak mineral.
Pemerian: massa lunak,
lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan
hingga dingin tanpa diaduk.Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan ; tidak
berbau ; hampir tidak berasa.
Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam klorofom P, dalam
eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang - kadang beropalesensi
lemah.
Penyimpanan dalam wadah
tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan
Zat tambahan. (FI.III.633)
o
Vaselinum flavum ( cele vaseline )
Paselin
kuning, adalah campuran dari hidrokarbon yang diperoleh dari minyak tanah
gupal.
Benda
kuning muda, hampir tak berbau, setengah hening, seperti salap. Vaselinum
flavum harus memenuhi syarat-syarat kemurnian yang telah ditentukan bagi
vaseline, kecuali kalau dalam percobaan dengan asam sulfat pdiperbolehkan
terjadi pewarnaan coklat, tetapi bukan pewarnaan hitam.(PH.V.400)
o
Vaselin kuning ( Vaselinum flavum)
adalah
campuran hidrokarbon setengah padat, diperoleh dari minyak mineral.
Pemerian : Massa lunak,
lengket, bening, kuning muda sampai kuning; sifat ini tetap setelah zat
dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga
jika dicairkan ; tidak berbau;hampir tidak berasa.
Kelarutan : Memenuhi
syarat yang tertera pada Vaselinum album.
Penyimpanan Dalam wadah
tertutup baik.
Kasiat dan penggunaan
Zat tambahan.(FI.III.633)
2. Paravin
cair
o
Paraffinum liquidum ( vloeibare
paraffine )
Paraffin
cair adalah campuran dari hidrokarbon – hidrokarbon cair, dari minyak tanah
gubal yang diperoleh dengan penyulingan. Zat cair yang mengandung minyak, tak
berbau dan tidak berwarna, hernih, tidak berflouresensi. Berat jenis tidak
lebih rendah dari 0,87 – 0,88 (selisih 0,0006 untuk 1°). Titik didih tidak
dibawah 300° (selisih 0,7° untuk tekanan 10 mm). kekentalan 10 -12° Engler.
Paraffinum
liquidum apabila didinginkan sampai 5° harus tetap jernih, bila paraffinum
liquidum dipanasi dengan spiritus yang banyaknya sama sehingga mendidih dan
dikocok, maka zat cair yang mengandung spiritus itu setelah didinginkan dan
diencerkan dengan air yang volumennya sama, maka reaksinya adalah netral. Kalau
paraffinum liquidum dipanaskan pada suhu 60° dengan campuran yang volumenya
sama dari 1 bagian air dan 1 bagian asam sulfat dalam penangas air selama 10
menit dengan dikocok berulang – ulang, maka kedua lapisannya masing – masing
tidak boleh mendapat warna.
Paraffinum
liquidum tidak dapat larut dalam air dan dalam segala perbandingan dapat
dicampur dengan aether, dengan petroleumaether, dan dengan minyak lemak, tetapi
tidak dengan minyak jarak. Paraffinum liquidum yang dipergunakan untuk obat
dalam harus tidak mempunyai rasa.(PH.V.253-254)
o
parafin cair
adalah
campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral; sebagai zat pemantap
dapat ditambahkan tokoferal atau butilhidroksitoulen tidak lebih dari 10. Pemerian
Cairan krntal, transparan, tidak berfluoresensi; tidak berwarna hampir tidak
berbau hampir tidak mempunyai rasa.
Kelarutan Prsktis tidak
larut dalm air dan dalam etanol (95%) P larut dalam kloroform P dan dalam eter
P.
Penyimpanan dalam wadah
tertutup baik , terlindung dari cahaya.
Khasiat dan penggunaan
Laksativum.( FI III ; 474)
3. Paraffin
padat
o
Paraffinum solidum
Paraffin
padat adalah campuran dari hidrokarbon – hidrokarbon padat, dari minyak tanah gubal yang
diperoleh dengan penyulingan. Potongan hablur mikro halus, putih tak berbau.
Bila dipanasi dalam sebuah penangas air sampai 54° Paraffinum Solidum belum
boleh meleleh, tetapi bila dipanasi dalam sebuah penangas air sampai 60° maka Paraffinum
Solidum harus meleleh menjadi zat cair jernih yang tidak berflouresensi.
Paraffinum Solidum selanjutnya harus memenuhi syarat – syarat kemurnian seperti
yang telah ditentukan bagi Paraffinum Liquidum.(PH.V.254-255)
o
parafin padat
adalah
campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral.Pemerian Padat sering
mrnunjukkan sudunan hablur; agak licin; tidak berwarna atau putih,; tidak
mempunyai rasa. terbakar dengan nyala terang. jika dileburkan menghasilkan
csiran yang tidak berfluoresensi.penyimpanan dalm wafah tertutup baik.khasiat
dan penggunaan Zat tanbahan.( FI III ;
475)
4.
Lemak bulu domba
o
Adeps lanae ( lemak bulu
domba )
Lemak bulu domba adalah zat berupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari
bulu domba fam bovidae, menggandung air tidak lebih dari 0,25%. Pemerian zat
berupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau kuning pucat agak tembus cahaya bau
lemah dan khas. Kelarutan praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol 95% mudah larut dalam kloroform dan dalam eter. Penyimpanan dalam wadar
tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat sejuk. Khasiat dan penggunaan
zat tambahan. (FI.III.61)
Cholestolesters
yang dibersihkan dari bulu domba mentah. Adeps Lanae berwarna kuning muda,
setengah bening, dengan consistentia yang menyerupai salep yang Hat, dan
mempunyai bau yang agak dikenal.
Kalau
larutan adeps lanae dalam kloroform (kira – kira 1 = 100) dikocok dengan asam
sulfat yang volumenya sama, maka setelah tidak tercampur, lapisan yang paling
bawah menjadi coklat merah dan menunjukkan fluoresensi yang hijau.
Adeps lanae
pada 40° belum mencair, tetapi pada 50° mencair juga dan hening. Larutan 2 g.
Adeps Lanae dalam 10cm³ aether, tidak boleh menjadi merah, karena 2 tetes
phenolphthalenie, setelah kemudian di tambah 0,3cm³ 1/10 N basa, maka campuran
tersebut harus menjadi merah (asam lemak bebas).
Kalau 10g
adeps lanae dengan 50cm³, yang di panasi sampai meleleh dan selalu di aduk,
maka setelah di dinginkan, air yang terpisah harus menjadi sangat jernih dan
bereaksi netral. Kalau pada 10cm³ air yang telah terpisah di tambahkan 3 tetes
kalium permanganat (1=1000), maka campuran tersebut setelah 10 menit harus
tetap tinggal merah.(PH.V.54)
5.
Malam = lilin = wax
Malam/ Lilin/ Wax
merupakan bahan dasar salep hidrokarbon, terdiri dari malam putih ( Cera alba)
dan malam kuning ( Cera flava).
o
Cera alba/wit was/ ( Malam Putih)
Malam lebah
yang diputihkan. Bahan-bahan yang hamper-hampir putih dalam lingkungan dingin
rapuh, ada suhu panas badan dapat diuli, dengan bau lemah, lebih-lebih pada
pemanasan mempunyai bau yang jelas dan mudah dikenal. Malam putih harus
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan pada malam kuning.(PH.V.97)
o
White wax / lilin putih ( Cera Alba )
merupakan
komponen petrotalum hidrofilik yang memiliki kemampuan mengarbsobsi ari dengan
membentuk emulsi air dalam minyak.( Ansel.1989) Cera alba dibuat dengan
memutihkan malam yang diperoleh dari sarang lebah Apis mellifera L atau spesies
Apis lain.
Pemerian : Zat padat,
lapisan tipis bening, putih kekuningan; bau khas lemah.
Kelarutan Praktis tidak
larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P dingin ; lsrut dalam
kloroform P, dalam eter P hangat , dalaminyak lemak dan dalm minyak atsiri.
penyimpanan dalam wadah
tertutup baik.
khasiat dan penggunaan
zat tambahan.(FI.III.140-141)
o
Cera flava/geel was/ ( Malam
Kuning)
Malam yang
di peroleh dengan jalan pelelehan dari rumah lebah Apis
Mellilica, Linn. Malam kuning dalam
lingkungan dingin menjadi berbutir-butir, pada suhu panas badan menjadi dapat
diuli, dengan potongan yang kusam dan bau yang mudah di kenal. Titik cair
62°-64°. Pada pemanasan diatas penangas air maka malam kuning harus meleleh
menjadi sebuah zat cair yang jernih.
Kalau 40 cm3
spiritus dengan 2 g malam kuning didihkan beberapa menit setelah 1 jam
didinginkan lalu disaring, maka filtratnya hanya boleh berwarna sedikit dan
setelah penambahan air tidaj boleh menjadi sangat keruh; 10 cm3 dari filtratnya
dicampur dengan 2 tetes phenolphtaleine, untuk pewarnaan merah tidak boleh
memerlukan lebih dari 1 cm3 1/10 N basa (asam lemak).
Kalau 3 g
malam kuning dengan 20 cm3 larutan kali yang mengandung spiritus
dididihkan selama 5 menit ditambahkan 10 cm3 asam garam encer dan disaring,
filtratnya dicampur dengan 5 cm3 indi natron dan 1 cm3 tembaga sulfat dan
disaring lagi, maka filtratnya tidak boleh menjadi menjadi hijau atau biru
(giserida).(PH.V.97)
o
Cera flava ( lilin kuning)
adalah
malam yang diperoleh dari sarang Apis mellifera L atau spesirs Apis lainnya.
Mengandung lebih kurang 70% ester terutama miristil palmitat. Disamping itu
mengandung juga asam bebas, hidro karbon, ester kolesterol dan zat warna.
Pemerian Zat padat;
coklat jekuningan; bau enak seperti madu; agak rapuh jika dongin; menjadi
elastik jika hangat dan bekas patahan buram dan berbutir-butir.Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P ; larut dalam
kloroform P, dalam eter P hangat dan dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri.
Penyimpanan dalam wadah
tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan Zat tambahan. ( FI III ; 140-141)
6. Setil
alkohol (alcohol cetylicus)
Alcohol
cetylicus terdapat sebagai ester dalam cetaccum. Di samping itu dipakai juga
alcohol stearylicus. Zat-zat ini adalah zat-zat padata yang sangat mempertinggi
kemampuan menyerap air dari salap-salap. Vaselin dengan alcohol cetylicus 5%
dapat menyerap 50% air.
Malam
lanet N adalah suatu campuran dari setil dan stearil alkohol dengan ester-ester
asam sulfat dari alkohol-alkohol tersebut. Ini adalah suatu zat serupa malam,
yang sering dipakai dalam campuran dengan cetiol suatu hasil cair, campuran
alkoho-alkohol tinggi dari deret menta dengan ester-ester asam lemak yang tak
jenuh emulsi-emulsi yang terjadi dengan pertolongan campuran-campuran di atas,
adalah emulsi-emulsi O/W. (ilmu
resep.van duin.129)
7. Minyak
tumbuh-tumbuhan
Minyak tumbuh-tumbuhan,
contohnya Ol. Sesami dan Ol. Olive, digunakan sebagai pelumas dan penurun titik
lebur salep. Pada proses hidrogenasi menjadi semisolid yang berwarna putih.
Keuntungan hidrogenasi adalah salep makin stabil dan tidak tengik serta
menambah daya absorbsi air.
o
Oleum olivarum/ olijfolie ( minyak
zaitun )
Minyak
lemak, yang di peroleh dengan pemerasan dingin dari buah-buah yang masak dari
olea europaca, linn. Minyak kuning muda, diperas segar-segar kadang-kadang
sedikit kehijau-hijauan, bau dan rasa yang muda dikenal. Berat jenis 0,915 –
0.919 indeks bias 1,4675 – 1,4700.
Oleum
olivarum dibawah 10° menjadi lebih kental dan menjadi keruh
karena terjadinya pemisahan hablur halus, dan pada 0°
menjadi benda yang berbutir-butir seperti salep. Bilangan adisinya tidak boleh
lebih rendah dari 80 dan tidak lebih tinggi dari 86.
Kalu
beberapa cm3 oleum olivarum dikocok dengan kuat-kuat dengan asam
nitrat yang volumanya sama, maka campurannya harus putih dan minyaknya tidak
boleh menjadi merah atau kecoklat-coklatan ( minyak tak dikenal ). Bilangan
asam dari oleum olivarum tidak boleh lebih tinggi dari 4. (PH.V.244)
o
Oleum sesami/ sesamolie ( minyak sesam )
Minyak
lemak yang dimurnikan, yang diperoleh dengan pemerasan dari biji dari berbagai
jenis buah sesanum indicum, linn
Minyak
kuning muda, hampir-hampir tak berbau, rasanya lemah. Berat jenis 0.921-0.924
indeks bias pada 0° oleum sesami biasanya menjadi lebih
atau sedikit keruh dan kental dan pada 8° menyerupai
salep. Kalau oleum sesami dicampur dengan minyak zaitun atau minyak badam yang
banyaknya 20 kali lipat, maka campurannya menunjukan reaksi pada oleum sesami
dengan kuat yang disebutkan diantara minyak-minyak lemak. Bilangan adisinya
tidak boleh lebih rendah dari 106 dan tidak lebih tinggi dari 114. Bilangan
penyabunannya berjumlah 188-193.
Bilangan
asam dari oleum sesami hanya boleh berjumlah setinggi-tingginya 1,5. Pada
penyelidikan mengenai minyak arachis maka suhunya di mana asam-asam lemaknya
mulai memisahkan diri, tidak boleh lebih tinggi dari 20°.
8. Dasar
salep serap
Basis
salep ini mempunyai sifat hidrofil atau dapat mengikat air, basis ini juga
dapat berupa bahan anhidrat atau basis hidrat yang memiliki kemampuan menyerap
kelebihan air. Membentuk emulsi w/o (water/oil)
o
Sumber Basis
Pada umumnya
bahan-bahan tersebut merupakan campuran dari sterol-sterol binatang atau
zat yang bercampur dengan senyawa hidrokarbon dan zat yang memiliki gugus polar
seperti sulfat, sulfonat, karboksil, hidroksil atau suatu ikatan ester. Contoh
: Lanolin, ester lanolin, campuran steroid dan triterpene alkohol dll.
o
Tipe basis serap
tipe 1 dasar salep yang
dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak. Contohnya adalah
Parafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat.
tipe 2 emulsi air dalam
minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan. Contoh tipe
ini adalah Lanolin.
o
Komponen dalam Basis Salep Absorbsi
Anhydrous Lanolin (Wool Fat USP XVI; Adeps
Lanae)
Lanolin (Hydrous Wool
Fat, Adeps lanae cum aqua)
Petrolatum Hidrofilik
Cold Cream
9. Krim
emulgid, hydropilic oint, vanishing cream
o
Emulgide cream adalah salap yang
mengandung air, sering dibatasi hanya yang berjenis minyak dalam air.Emulgid
atau emulgide itu adalah salah satu pharmaceutical exipients yakni suatu
emulgator bersifat asam (selain itu juga punya kemampuan sebagai pengental)
yang biasanya digunakan sebagai basis krim.
Warna: putih atau hampir putih,
hampir tidak berwarna
Bau: mempunyai bau yang khas
Rasa: tidak berasa
Pemerian : berupa cairan lilin
Kelarutan:
-
mudah larut dalam aerosol propelan, kloroform, dan
Hidrokarbon.
-
Cukup larut dalam etanol 95%
-
Larut dalam bagian eter
-
Tidak larut dalam eter
Bobot jenis : 0,94 g/cm3
Stabilitas : emulsi non ionik paraffin
disimpan ditempat dingin dan keringyang tertutup
rapat.
Inkompatibilitas
: dengan tannin, phenol, dan bahan – bahan phenol, resorsinol dan benzokain. (Handbook Of pharmaceutical Exipient hal
685)
o Hydrophilic oint adalah basis salep terdiri dari 25 % masing-masing petrolatum putih dan alkohol stearil , 12 % propil glikol emulsi dalam air 37 % dengan 1 % dari lauryl sulfate ; diawetkan dengan paraben . Cocok untuk penggabungan berbagai obat dimaksudkan untuk aplikasi lokal, basis salep dicuci.
salep hidrofilik sering digunakan sebagai dasar atau kendaraan untuk bahan aktif lainnya atau obat-obatan . Persiapan berkisar dari krim kering kulit untuk produk resep diperparah oleh apoteker untuk gangguan kulit lainnya .
o Vanishing
cream umumnya emulsi minyak dalam air, mengandung air dalam presentase yang
besar dan asam stearat. Setelah pemakaian cream, air menguap meninggalkan sisa
berupa selaput asam stearat yang tipis.
Banyak
dokter dan pasien yang suka pada cream dari pada salep, untuk satu hal, umumnya
mudah menyebar rata dan dalam hal cream dari emulsi jenis minyak dalam air
lebih mudah di bersihkan dari pada kebanyakan salep pabrik farmasi sering
memasarkan preparat topikalnya dalam bentuk dasar cream maupun salep,
kedua-duanya untuk memuaskan kesukaan dari dokter dan pasien.
10. Salep
poietilenglikol
Formula resmi basis ini memerlukan kombinasi 400g polietilen glikol 3350
(padat) dan 600g polietilen glikol 400 (cair) untuk membuat 1000g dasar salep.
Akan tetapi bila di perlukan salep yang lebih baik lagi, formula dapat di ubah
lagi untuk memungkinkan bagian yang sama antara ke dua bahan. Jika 6-25% dari
larutan berair di campurkan ke dalam dasar salep, penggantian 50g polietilen
glikol 3350 dengan jumlah alcohol stearat berguna untuk membuat produk akhir
lebih padat dalam jumlah yang sama. Polietilen glikol adalah polimer dari
etilenoksida dan air. Panjang dapat berbeda – beda untuk mendapatkan polimer
yang mempunyai viskositas bentuk fisik (cair, padat atau setengah padat) yang
diinginkan. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.505)
11. Salep
gliserin
Pemerian
Cairan seperti sirop; jernih. tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa
hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat
membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai
lebih kurang 20°.
Kelarutan dapat campur
dengan air, dan dengan etanol (95%)P;
praktis tidaj larut dalam klorofotm P, dalsm eter P dan dalam minyak
lemak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim
,1979, Farmakope Indonesia ed. III, Depkes RI : Jakarta
Ansel,
2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta.
Anief,
M. 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press
handbook of
pharmaceutical exipient
ilmu resep
dr.c.f. van duin
pharmacope
nederlan v 1979
Tidak ada komentar:
Posting Komentar