Jumat, 29 April 2016

tinjawan dasar salep

·         Tinjawan Dasar Salep
1.      Vaselin
Vaselin merupakan dasar salep hidrokarbo, terdiri dari vaselin kuning( vaselinum flavum ) dan vaselin putih ( vaselinum album).
o   Vaselin album ( witte vaseline )
Vaselin putih, vaselinum, vaseline adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak tanah gupal. Benda putih, hampir-hampir tak berbau, setengah hening, seperti salap.
Pada pemanasan dalam sebuah penangas air sampai 40° paselin album boleh dan pada pemanasan dalam sebuah penangas air sampai 50° paselin harus sudah meleleh menjadi zat cair yang berfluorensensi hening.
Kalau sebuah tabung diisi dengan paselinbegitu rupa, hingga didalam paselin-nya terjadi sebuah deronggang yang seperti kepundan dan selama 24 jam dipanasi pada 25°, maka paselinnya tidak boleh meleleh sebagian, yang dapat dilihat dengan terjadilah zat cair dalam bagian yang terdalam dari geronggang itu, bila dalam lapisan tipis dilihat dibawah mikroskop, maka paselin tidak boleh menunjukkan bagian-bagian hablur halus.

Kalau Vaseline dipanasi dengan spiritus dalam jumlah yang sama hingga mendidih dan bila dikocok. Maka zat cainya yang mengandung spiritus setelah didinginkan dan diencerkan dengan air yang volumennya sama, harus bereaksi netral. Kalau Vaseline dipanasi dengan jumlah yang sama dari sebuah campuran dari 1 bagian air dan 4 bagian asam sulfat dalam sebuah penangas air selama 10 menit pada 60° dengan berulang – ulang dikocok, maka kedua lapisannya tidak boleh berwarna. Vaseline yang dipergunakan untuk obat dalam, harus juga seluruhnya tak berbau dan juga tak berasa. (PH.V.399-340)
o   Vaselin putih ( vaselin album )
adalah campuran hidrokarbon setengah padat yang telah diputihkan, diperoleh dari minyak mineral.
Pemerian: massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan ; tidak berbau ; hampir tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam klorofom P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang - kadang beropalesensi lemah.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan Zat tambahan. (FI.III.633)
o   Vaselinum flavum ( cele vaseline )
Paselin kuning, adalah campuran dari hidrokarbon yang diperoleh dari minyak tanah gupal.
Benda kuning muda, hampir tak berbau, setengah hening, seperti salap. Vaselinum flavum harus memenuhi syarat-syarat kemurnian yang telah ditentukan bagi vaseline, kecuali kalau dalam percobaan dengan asam sulfat pdiperbolehkan terjadi pewarnaan coklat, tetapi bukan pewarnaan hitam.(PH.V.400)
o   Vaselin kuning ( Vaselinum flavum) 
adalah campuran hidrokarbon setengah padat, diperoleh dari minyak mineral.
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan ; tidak berbau;hampir tidak berasa.
Kelarutan : Memenuhi syarat yang tertera pada Vaselinum album.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Kasiat dan penggunaan Zat tambahan.(FI.III.633)
2.      Paravin cair
o   Paraffinum liquidum ( vloeibare paraffine )
Paraffin cair adalah campuran dari hidrokarbon – hidrokarbon cair, dari minyak tanah gubal yang diperoleh dengan penyulingan. Zat cair yang mengandung minyak, tak berbau dan tidak berwarna, hernih, tidak berflouresensi. Berat jenis tidak lebih rendah dari 0,87 – 0,88 (selisih 0,0006 untuk 1°). Titik didih tidak dibawah 300° (selisih 0,7° untuk tekanan 10 mm). kekentalan 10 -12° Engler.
Paraffinum liquidum apabila didinginkan sampai 5° harus tetap jernih, bila paraffinum liquidum dipanasi dengan spiritus yang banyaknya sama sehingga mendidih dan dikocok, maka zat cair yang mengandung spiritus itu setelah didinginkan dan diencerkan dengan air yang volumennya sama, maka reaksinya adalah netral. Kalau paraffinum liquidum dipanaskan pada suhu 60° dengan campuran yang volumenya sama dari 1 bagian air dan 1 bagian asam sulfat dalam penangas air selama 10 menit dengan dikocok berulang – ulang, maka kedua lapisannya masing – masing tidak boleh mendapat warna.
Paraffinum liquidum tidak dapat larut dalam air dan dalam segala perbandingan dapat dicampur dengan aether, dengan petroleumaether, dan dengan minyak lemak, tetapi tidak dengan minyak jarak. Paraffinum liquidum yang dipergunakan untuk obat dalam harus tidak mempunyai rasa.(PH.V.253-254)
o   parafin cair
adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral; sebagai zat pemantap dapat ditambahkan tokoferal atau butilhidroksitoulen tidak lebih dari 10. Pemerian Cairan krntal, transparan, tidak berfluoresensi; tidak berwarna hampir tidak berbau hampir tidak mempunyai rasa.
Kelarutan Prsktis tidak larut dalm air dan dalam etanol (95%) P larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik , terlindung dari cahaya.
Khasiat dan penggunaan Laksativum.( FI III ; 474)
3.      Paraffin padat
o   Paraffinum solidum
Paraffin padat adalah campuran dari hidrokarbon – hidrokarbon padat, dari minyak tanah gubal yang diperoleh dengan penyulingan. Potongan hablur mikro halus, putih tak berbau. Bila dipanasi dalam sebuah penangas air sampai 54° Paraffinum Solidum belum boleh meleleh, tetapi bila dipanasi dalam sebuah penangas air sampai 60° maka Paraffinum Solidum harus meleleh menjadi zat cair jernih yang tidak berflouresensi. Paraffinum Solidum selanjutnya harus memenuhi syarat – syarat kemurnian seperti yang telah ditentukan bagi Paraffinum Liquidum.(PH.V.254-255)
o   parafin padat
adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral.Pemerian Padat sering mrnunjukkan sudunan hablur; agak licin; tidak berwarna atau putih,; tidak mempunyai rasa. terbakar dengan nyala terang. jika dileburkan menghasilkan csiran yang tidak berfluoresensi.penyimpanan dalm wafah tertutup baik.khasiat dan penggunaan Zat tanbahan.( FI III ; 475)
4.      Lemak bulu domba
o   Adeps lanae ( lemak bulu domba )
Lemak bulu domba adalah zat berupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu domba fam bovidae, menggandung air tidak lebih dari 0,25%. Pemerian zat berupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau kuning pucat agak tembus cahaya bau lemah dan khas. Kelarutan praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol 95% mudah larut dalam kloroform dan dalam eter. Penyimpanan dalam wadar tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat sejuk. Khasiat dan penggunaan zat tambahan. (FI.III.61)
Cholestolesters yang dibersihkan dari bulu domba mentah. Adeps Lanae berwarna kuning muda, setengah bening, dengan consistentia yang menyerupai salep yang Hat, dan mempunyai bau yang agak dikenal.
Kalau larutan adeps lanae dalam kloroform (kira – kira 1 = 100) dikocok dengan asam sulfat yang volumenya sama, maka setelah tidak tercampur, lapisan yang paling bawah menjadi coklat merah dan menunjukkan fluoresensi yang hijau.
Adeps lanae pada 40° belum mencair, tetapi pada 50° mencair juga dan hening. Larutan 2 g. Adeps Lanae dalam 10cm³ aether, tidak boleh menjadi merah, karena 2 tetes phenolphthalenie, setelah kemudian di tambah 0,3cm³ 1/10 N basa, maka campuran tersebut harus menjadi merah (asam lemak bebas).
Kalau 10g adeps lanae dengan 50cm³, yang di panasi sampai meleleh dan selalu di aduk, maka setelah di dinginkan, air yang terpisah harus menjadi sangat jernih dan bereaksi netral. Kalau pada 10cm³ air yang telah terpisah di tambahkan 3 tetes kalium permanganat (1=1000), maka campuran tersebut setelah 10 menit harus tetap tinggal merah.(PH.V.54)



5.      Malam = lilin = wax
Malam/ Lilin/ Wax merupakan bahan dasar salep hidrokarbon, terdiri dari malam putih ( Cera alba) dan malam kuning ( Cera flava).

o   Cera alba/wit was/ ( Malam Putih)
Malam lebah yang diputihkan. Bahan-bahan yang hamper-hampir putih dalam lingkungan dingin rapuh, ada suhu panas badan dapat diuli, dengan bau lemah, lebih-lebih pada pemanasan mempunyai bau yang jelas dan mudah dikenal. Malam putih harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan pada malam kuning.(PH.V.97)
o   White wax / lilin putih ( Cera Alba )
merupakan komponen petrotalum hidrofilik yang memiliki kemampuan mengarbsobsi ari dengan membentuk emulsi air dalam minyak.( Ansel.1989) Cera alba dibuat dengan memutihkan malam yang diperoleh dari sarang lebah Apis mellifera L atau spesies Apis lain.
Pemerian : Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan; bau khas lemah.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P dingin ; lsrut dalam kloroform P, dalam eter P hangat , dalaminyak lemak dan dalm minyak atsiri.
penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
khasiat dan penggunaan zat tambahan.(FI.III.140-141)

o   Cera flava/geel was/ ( Malam Kuning)
Malam yang di peroleh dengan jalan pelelehan dari rumah lebah Apis
Mellilica, Linn. Malam kuning dalam lingkungan dingin menjadi berbutir-butir, pada suhu panas badan menjadi dapat diuli, dengan potongan yang kusam dan bau yang mudah di kenal. Titik cair 62°-64°. Pada pemanasan diatas penangas air maka malam kuning harus meleleh menjadi sebuah zat cair yang jernih.
Kalau 40 cm3 spiritus dengan 2 g malam kuning didihkan beberapa menit setelah 1 jam didinginkan lalu disaring, maka filtratnya hanya boleh berwarna sedikit dan setelah penambahan air tidaj boleh menjadi sangat keruh; 10 cm3 dari filtratnya dicampur dengan 2 tetes phenolphtaleine, untuk pewarnaan merah tidak boleh memerlukan lebih dari 1 cm3 1/10 N basa (asam lemak).
Kalau 3 g malam kuning dengan 20 cm3 larutan kali yang mengandung spiritus  dididihkan selama 5 menit ditambahkan 10 cm3 asam garam encer dan disaring, filtratnya dicampur dengan 5 cm3 indi natron dan 1 cm3 tembaga sulfat dan disaring lagi, maka filtratnya tidak boleh menjadi menjadi hijau atau biru (giserida).(PH.V.97)
o   Cera flava ( lilin kuning)
adalah malam yang diperoleh dari sarang Apis mellifera L atau spesirs Apis lainnya. Mengandung lebih kurang 70% ester terutama miristil palmitat. Disamping itu mengandung juga asam bebas, hidro karbon, ester kolesterol dan zat warna.
Pemerian Zat padat; coklat jekuningan; bau enak seperti madu; agak rapuh jika dongin; menjadi elastik jika hangat dan bekas patahan buram dan berbutir-butir.Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P ; larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat dan dalam minyak lemak dan  dalam minyak atsiri.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan  penggunaan Zat tambahan. ( FI III ; 140-141)
6.      Setil alkohol (alcohol cetylicus)
Alcohol cetylicus terdapat sebagai ester dalam cetaccum. Di samping itu dipakai juga alcohol stearylicus. Zat-zat ini adalah zat-zat padata yang sangat mempertinggi kemampuan menyerap air dari salap-salap. Vaselin dengan alcohol cetylicus 5% dapat menyerap 50% air.
Malam lanet N adalah suatu campuran dari setil dan stearil alkohol dengan ester-ester asam sulfat dari alkohol-alkohol tersebut. Ini adalah suatu zat serupa malam, yang sering dipakai dalam campuran dengan cetiol suatu hasil cair, campuran alkoho-alkohol tinggi dari deret menta dengan ester-ester asam lemak yang tak jenuh emulsi-emulsi yang terjadi dengan pertolongan campuran-campuran di atas, adalah emulsi-emulsi O/W. (ilmu resep.van duin.129)
7.      Minyak tumbuh-tumbuhan
Minyak tumbuh-tumbuhan, contohnya Ol. Sesami dan Ol. Olive, digunakan sebagai pelumas dan penurun titik lebur salep. Pada proses hidrogenasi menjadi semisolid yang berwarna putih. Keuntungan hidrogenasi adalah salep makin stabil dan tidak tengik serta menambah daya absorbsi air.
o   Oleum olivarum/ olijfolie ( minyak zaitun )
Minyak lemak, yang di peroleh dengan pemerasan dingin dari buah-buah yang masak dari olea europaca, linn. Minyak kuning muda, diperas segar-segar kadang-kadang sedikit kehijau-hijauan, bau dan rasa yang muda dikenal. Berat jenis 0,915 – 0.919 indeks bias 1,4675 – 1,4700.
Oleum olivarum dibawah 10° menjadi lebih kental dan menjadi keruh karena terjadinya pemisahan hablur halus, dan pada 0° menjadi benda yang berbutir-butir seperti salep. Bilangan adisinya tidak boleh lebih rendah dari 80 dan tidak lebih tinggi dari 86.
Kalu beberapa cm3 oleum olivarum dikocok dengan kuat-kuat dengan asam nitrat yang volumanya sama, maka campurannya harus putih dan minyaknya tidak boleh menjadi merah atau kecoklat-coklatan ( minyak tak dikenal ). Bilangan asam dari oleum olivarum tidak boleh lebih tinggi dari 4. (PH.V.244)
o   Oleum sesami/ sesamolie ( minyak sesam )
Minyak lemak yang dimurnikan, yang diperoleh dengan pemerasan dari biji dari berbagai jenis buah sesanum indicum, linn
Minyak kuning muda, hampir-hampir tak berbau, rasanya lemah. Berat jenis 0.921-0.924 indeks bias pada 0° oleum sesami biasanya menjadi lebih atau sedikit keruh dan kental dan pada 8° menyerupai salep. Kalau oleum sesami dicampur dengan minyak zaitun atau minyak badam yang banyaknya 20 kali lipat, maka campurannya menunjukan reaksi pada oleum sesami dengan kuat yang disebutkan diantara minyak-minyak lemak. Bilangan adisinya tidak boleh lebih rendah dari 106 dan tidak lebih tinggi dari 114. Bilangan penyabunannya berjumlah 188-193.
Bilangan asam dari oleum sesami hanya boleh berjumlah setinggi-tingginya 1,5. Pada penyelidikan mengenai minyak arachis maka suhunya di mana asam-asam lemaknya mulai memisahkan diri, tidak boleh lebih tinggi dari 20°.


8.      Dasar salep serap
Basis salep ini mempunyai sifat hidrofil atau dapat mengikat air, basis ini juga dapat berupa bahan anhidrat atau basis hidrat yang memiliki kemampuan menyerap kelebihan air. Membentuk emulsi w/o (water/oil)
o   Sumber Basis
Pada umumnya bahan-bahan tersebut merupakan campuran dari  sterol-sterol binatang atau zat yang bercampur dengan senyawa hidrokarbon dan zat yang memiliki gugus polar seperti sulfat, sulfonat, karboksil, hidroksil atau suatu ikatan ester. Contoh : Lanolin, ester lanolin, campuran steroid dan triterpene alkohol dll.
o   Tipe basis serap
tipe 1 dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak. Contohnya adalah Parafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat.
tipe 2 emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan. Contoh tipe ini adalah Lanolin.
o   Komponen dalam Basis Salep Absorbsi
 Anhydrous Lanolin (Wool Fat USP XVI; Adeps Lanae)
Lanolin (Hydrous Wool Fat, Adeps lanae cum aqua)
Petrolatum Hidrofilik
Cold Cream
9.      Krim emulgid, hydropilic oint, vanishing cream
o   Emulgide cream adalah salap yang mengandung air, sering dibatasi hanya yang berjenis minyak dalam air.Emulgid atau emulgide itu adalah salah satu pharmaceutical exipients yakni suatu emulgator bersifat asam (selain itu juga punya kemampuan sebagai pengental) yang biasanya digunakan sebagai basis krim.
Warna: putih atau hampir putih, hampir tidak berwarna
Bau: mempunyai bau yang khas
Rasa: tidak berasa
Pemerian : berupa cairan lilin
Kelarutan:
-        mudah larut dalam aerosol propelan, kloroform, dan Hidrokarbon.
-        Cukup larut dalam etanol 95%
-        Larut dalam bagian eter
-        Tidak larut dalam eter
Bobot jenis : 0,94 g/cm3
Stabilitas : emulsi non ionik paraffin
disimpan ditempat dingin dan keringyang tertutup rapat.
Inkompatibilitas : dengan tannin, phenol, dan bahan – bahan phenol, resorsinol dan benzokain. (Handbook Of pharmaceutical Exipient hal 685)

o   Hydrophilic oint adalah basis salep terdiri dari 25 % masing-masing petrolatum putih dan alkohol stearil , 12 % propil glikol emulsi dalam air 37 % dengan 1 % dari lauryl sulfate ; diawetkan dengan paraben . Cocok untuk penggabungan berbagai obat dimaksudkan untuk aplikasi lokal, basis salep dicuci. 
salep hidrofilik sering digunakan sebagai dasar atau kendaraan untuk bahan aktif lainnya atau obat-obatan . Persiapan berkisar dari krim kering kulit untuk produk resep diperparah oleh apoteker untuk gangguan kulit lainnya .
o   Vanishing cream umumnya emulsi minyak dalam air, mengandung air dalam presentase yang besar dan asam stearat. Setelah pemakaian cream, air menguap meninggalkan sisa berupa selaput asam stearat yang tipis.
Banyak dokter dan pasien yang suka pada cream dari pada salep, untuk satu hal, umumnya mudah menyebar rata dan dalam hal cream dari emulsi jenis minyak dalam air lebih mudah di bersihkan dari pada kebanyakan salep pabrik farmasi sering memasarkan preparat topikalnya dalam bentuk dasar cream maupun salep, kedua-duanya untuk memuaskan kesukaan dari dokter dan pasien.
10.  Salep poietilenglikol
Formula resmi basis ini memerlukan kombinasi 400g polietilen glikol 3350 (padat) dan 600g polietilen glikol 400 (cair) untuk membuat 1000g dasar salep. Akan tetapi bila di perlukan salep yang lebih baik lagi, formula dapat di ubah lagi untuk memungkinkan bagian yang sama antara ke dua bahan. Jika 6-25% dari larutan berair di campurkan ke dalam dasar salep, penggantian 50g polietilen glikol 3350 dengan jumlah alcohol stearat berguna untuk membuat produk akhir lebih padat dalam jumlah yang sama. Polietilen glikol adalah polimer dari etilenoksida dan air. Panjang dapat berbeda – beda untuk mendapatkan polimer yang mempunyai viskositas bentuk fisik (cair, padat atau setengah padat) yang diinginkan. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.505)
11.  Salep gliserin
Pemerian Cairan seperti sirop; jernih. tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20°.
Kelarutan dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%)P;  praktis tidaj larut dalam klorofotm P, dalsm eter P dan dalam minyak lemak.
























DAFTAR PUSTAKA

Anonim ,1979, Farmakope Indonesia ed. III, Depkes RI : Jakarta
Ansel, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta.
Anief, M. 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press
handbook of pharmaceutical exipient
ilmu resep dr.c.f. van duin
pharmacope nederlan v 1979



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar